Ulap Doyo

edit

Tenun ulap doyo diduga telah ada sejak berabad-abad silam, bahkan diduga usianya hampir sama dengan usia keberadaan Kerajaan Hindu Kutai. Hal ini dikuatkan dengan temuan antropologi yang menyebutkan ada korelasi antara motif pada tenun ulap doyo dengan strata sosial dari kelompok masyarakat pemakainya.

Tenun Ulap Doyo diperkirakan telah ada di Kalimantan Timur sebelum abad ke-17, dan terkenal sejak masa Kerajaan Hindu-Buddha pertama di Indonesia, yakni Kerajaan Kutai.

Ulap dalam bahasa setempat berarti kain, dan doyo diambil dari nama tanaman yang jadi bahan pembuatnya yakni Curliglia latifolia.

Tanaman ini cirinya seperti pandan yang berserat kuat dan tumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan, seperti misalnya di wilayah Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat.

Ulap doyo adalah jenis tenun ikat berbahan serat daun doyo (Curliglia latifolia). Daun ini berasal dari tanaman sejenis pandan yang berserat kuat dan tumbuh secara liar di pedalaman Kalimantan, salah satunya di wilayah Tanjung Isuy, Jempang, Kutai Barat.